Home » Bank Soal » Fisika Kelas XI » SMA » Kumpulan Soal Impuls dan Momentum Lengkap dengan Pembahasannya. Berikut ini beberapa contoh soal mengenai impuls, momentum dan tumbukan beserta pembahasannya. Contoh 1 Sebuah bola bermassa 0,1 kg mula-mula diam, kemudian setelah dipukul dengan tongkat dan kecepatan bola menjadi 20 m/s.
1 Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10 Newton seperti gambar berikut. Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60°, tentukan besar (nilai) resultan kedua vektor! Pembahasan Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya. Dengan F 1 = 10 N, F 2 = 10 N, α adalah sudut antara kedua vektor (α = 60°).
Dan R adalah besar resultan kedua vektor. Sehingga: Soal No. 2 Dua buah vektor masing-masing F 1 = 15 satuan dan F 2 = 10 satuan mengapit sudut 60°. Tentukan arah resultan kedua vektor! Pembahasan Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya: Yang dimaksud arah resultan adalah sudut β pada gambar di bawah: Dengan rumus sinus: diperoleh arah resultan: Soal No.
3 Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk sudut 60°. Tentukan selisih kedua vektor tersebut! Pembahasan Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya: Sehingga Soal No. 4 Dua buah vektor gaya masing – masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120°. Tentukan besar resultan kedua vektor tersebut!
Pembahasan Data: F 1 = 8 N F 2 = 4 N α = 120° R =. Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama: Diperoleh hasil Catatan rumus: cos (180° − α) = − cos α Sehingga untuk nilai cos 120°: cos 120° = cos (180° − 60°) = − cos 60° = − 1/2 Soal No. Pembahasan Dengan metode poligon: (i) d = a + b + c (ii) d = a + b − c (iii) d = a − b + c Soal No. 12 Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B = 10 satuan. Kedua vektor ini membentuk sudut 37°. Tentukan hasil dari: a) A⋅ B b) A × B Pembahasan a) A⋅ B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B Untuk perkalian titik berlaku A⋅ B = A B cos θ Sehingga A⋅ B = A B cos 37° = (8)(10)(0,8) = 64 satuan b) A × B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B Untuk perkalian silang berlaku A × B = A B sin θ Sehingga A × B = A B sin 37° = (8)(10)(0,6) = 48 satuan Soal No.
13Sebuah gaya F = (2 i + 3 j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r = (4 i + a j) m dan vektor i dan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan sumbu y pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan. 12 Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991 Pembahasan Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik ( dot product ) antara vektor gaya F dan vektor perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang dihasilkan nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa arah). Usaha dilambangkan dengan W dari kata work.
W = F ⋅ r 26 = (2i + 3j)⋅ (4i + aj) Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j, hingga seperti berikut 26 = 8 + 3a 3a = 26 − 8 a = 18/3 = 6 i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu. Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j?
Ntar kita tambahkan.IA Soal No. Cjah kediri-Jatim. Diberdayakan oleh Blogger. RUMUS-RUMUS VEKTOR (Matematika) 24.2.13 Tahukah Anda? Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul, sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric.
Diberikan sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turut dilukis pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga. Mobius memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh koordinat homogen a,b,c.
Garis – garis berat yang diperlukan diletakkan pada A,B, dan C untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah pandangan Mobius tentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai konsep vektor. Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang statika di mana ia secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah besaran vektor bersama dengan dua sumbu koordinat. Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh Bellavitis dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang merupakan vektor.
Odjek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang AB dan BA sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis sebagai ‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel. Dalam notasi modern, dua segmen garis adlah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor yang sama. Pengertian vektor Setiap besaran skalar seperti temperature, tekanan, massa, dan sebagainya selau dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Untuk besaran vektor, di samping mempunyai nilai, ia juga mempunyai arah. Misalnya, pada gerakan angin, selain disebutkan lajunya, disebutkan juga arahnya, seperti 20km/jam dengan arah timur laut.
![500 Contoh Soal Fisika Dan Pembahasannya 500 Contoh Soal Fisika Dan Pembahasannya](/uploads/1/2/5/3/125392340/770995633.jpg)
Definisi vektor dan skalar: - Vektor: segmen garis berarah yang mempunyai besaran. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya: kecepatan, momen, gaya, percepatan, berat, dll. Skalar: suatu besaran yang tidak mempunyai arah. Misalnya, panjang, luas, jarak,suhu, dll. Penulisan vektor - Ditulis dengan huruf kecil dicetak tebal.
Misalkan: a,b,c. Ditulis dengan huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah. Misalkan: ā, ē. Ditulis dengan huruf kecil dan garis di bawahi.
Rumus-rumus vektor a. Vektor satuan b. Besar panjang vektor c. Penjumlahan maupun pengurangan vektor e. Perkalian skalar g.
Gambar proyeksi vektor a pada b h. Proyeksi orthogonal skalar i. Proyeksi orthogonal vektor j. Titik p pembagi AB dengan perbandingan m:n k. Sudut vektor Make Money at.
Cjah kediri-Jatim. Diberdayakan oleh Blogger. RUMUS-RUMUS VEKTOR (Matematika) 24.2.13 Tahukah Anda? Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul, sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric.
Diberikan sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turut dilukis pada A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga. Mobius memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh koordinat homogen a,b,c.
Garis – garis berat yang diperlukan diletakkan pada A,B, dan C untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah pandangan Mobius tentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai konsep vektor. Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang statika di mana ia secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah besaran vektor bersama dengan dua sumbu koordinat.
Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh Bellavitis dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang merupakan vektor. Odjek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang AB dan BA sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis sebagai ‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel.
Dalam notasi modern, dua segmen garis adlah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor yang sama. Pengertian vektor Setiap besaran skalar seperti temperature, tekanan, massa, dan sebagainya selau dikaitkan dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Untuk besaran vektor, di samping mempunyai nilai, ia juga mempunyai arah. Misalnya, pada gerakan angin, selain disebutkan lajunya, disebutkan juga arahnya, seperti 20km/jam dengan arah timur laut. Definisi vektor dan skalar: - Vektor: segmen garis berarah yang mempunyai besaran. Jadi, vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya: kecepatan, momen, gaya, percepatan, berat, dll.
Skalar: suatu besaran yang tidak mempunyai arah. Misalnya, panjang, luas, jarak,suhu, dll.
Penulisan vektor - Ditulis dengan huruf kecil dicetak tebal. Misalkan: a,b,c. Ditulis dengan huruf kecil yang diatasnya dibubuhi tanda panah. Misalkan: ā, ē. Ditulis dengan huruf kecil dan garis di bawahi.
![Vektor Vektor](https://assets.bmdstatic.com/assets/Data/image_product_500x500/ZENIUS-Teori-dan-Soal-Per-BAB-Fisika-Untuk-UN-Ujian-Mandiri-dan-SNMPTN-ZC78--SKU07315795-2015108153830.jpg)
Rumus-rumus vektor a. Vektor satuan b.
Besar panjang vektor c. Penjumlahan maupun pengurangan vektor e. Perkalian skalar g. Gambar proyeksi vektor a pada b h. Proyeksi orthogonal skalar i. Proyeksi orthogonal vektor j. Titik p pembagi AB dengan perbandingan m:n k.
Sudut vektor Make Money at.
Berikut di bawah ini adalah salah satu paket soal Ujian Nasional Fisika 2015 untuk tingkat SMA disertai dengan pembahasan dan kunci jawaban, yang mudah mudahan bisa bermanfaat untuk para guru Fisika SMA di seluruh indonesia sebagai bahan ajar untuk siswa siswinya. Soal ini juga bisa digunakan oleh siswa supaya bisa belajar mandiri ketika mempersiapkan menghadapi Ujian Nasional. Selamat mempelajari 1. Hasil pengukuran diameter suatu tabung dengan mikrometer skrup adalah 2,70 mm. Gambar yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut adalah. Pembahasan Skala utama bisa mengukur sampe 2,50 mm dan skala nonius bisa membaca sampai 0,20 mm kemudian di jumlah dan hasil pengukurannya adalah 2,70 mm Kunci jawabannya adalah A 2. Pada acara 'Festival City Marathon' bulan oktober 2014 di Jakarta terdapat 4 katagori lari yaitu katagori Full marathon (42 km), Katagori half marathon (21 Km), katagori 10 Km dan katagori 5 km dimana lintasan masing-masing katagori sudah ditentukan.
Lomba lari maraton ini start dari gedung gelora Bung Karno dan finish di Monas. Salah satu peserta lomba bernama Andri mengikuti lomba lari full marathon dan dia hanya mampu menempuh lintasan dari titik A, B, dan C seperti gambar. Kunci Jawabannya adalah D 18.
Seberkas cahaya monokromatik dijatuhkan pada dua celah sempit, sehingga terjadi interferensi yang dapat terlihat di layar. Dari pernyataan berikut: (1) semakin dekat jarak layar ke celah semakin jauh jarak antar pita (2) semakin dekat jarak layar ke celah semakin dekat jarak antar pita (3) semakin jauh dari terang pusat intensitas semakin kecil (4) semakin jauh dari terang pusat intensitas semakin besar Pernyataan yang benar adalah. (3) dan (4) B.
(2) dan (4) C. (2) dan (3) D. (1) dan (4) E.
(1) dan (3) Pembahasan Rumus jarak terang ke m.